Sebagai calon guru matematika , mempersiapkan diri untuk menjadi guru matematika yang profesional adahal hal wajib yang perlu dilakukan. Namun disamping menjadi guru profesional sebaiknya juga mempersiapkan untuk menjadi guru matematika favorit siswa atau yang digemari oleh siswa. Karena sampai saat ini masih banyak siswa yang berpikir bahwa guru matematika adalah guru yang membosankan, menakutkan, bahkan dibenci oleh banyak siswa. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menjadikan pelajaran matematika adalah pelajaran yang kurang digemari dan kurang diminati oleh banyak siswa karena cara menyampaikan materi yang dilakukan oleh banyak guru matematika kurang menarik dan kurang bervariatif. Sehingga untuk memahami pelajaran tersebut sangat sulit.


Menjadi guru favorit siswa atau guru yang digemari siswa bukan berarti menuruti semua keinginan dan kemauan siswa, karena jika guru melakukan hal tersebut proses belajar mengajar akan terganggu karena guru akan keluar dari jalur kegiatan belajar mengajar dan tujuan akan sulit tercapai. Selain itu, jika guru menuruti semua keinginan dan kemauan siswa atau terlalu dekat dengan siswa hingga tak ada batasan antara murid dan siswa akan menghilangkan kewibawaan yang dimiliki seorang guru.

Tips untuk menjadi  guru matematika favorit:

     1. Mengunakan  metode pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan.
     Dengan menggunakan metode yang beragam, akan membuat siswa tidak bosen saat belajar karena dengan metode yang beragam pembelajaran akan bervariatif , siswa tidak akan merasa jenuh dan merasa senang, hindari memakai satu metode, misalnya hanya memakai metode ceramah.

          2. Memberikan motivasi pada siswa, bukan menyindir siswa.
          Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dan tidak bisa kita anggap semua sama. Ada siwa yang memiliki kemampuan tinggi, memiliki kemampuan sedang dan memiliki kemampuan yang kurang. Guru harus mampu memberi motivasi pada seluruh siswa dan bagi siswa yang memiliki kemampuan yang kurang perlu diberi motivasi lebih agar rasa ingin belajarnya meningkat dan bukan menyindirya. Karena jika seorang guru meyindir seorang siswa, siswa akan merasa semakin kurang percaya diri , kemauan belajarpun akan kurang bahkan hilang dan akan menjauh dari guru tersebut.

          3. Jika marah atau kecewa pada siswa, berbicara lah pada mereka dan bukan berteriak.
          Seorang siswa wajar jika melakukan kesalahan, jika hal tersebut terjadi tegurlah siswa tersebut dengan cara berbicara padanya dengan maksud untuk menasehatinya agar kesalahan tersebut tidak dilakukan lagi, bukan berteriak didalam kelas, karena hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dan bahkan akan menambah masalah. Karena hal tersebut akan menganggu psikis seorang siswa dan akan membuat siwa tersebut dan yang lainnya akan menjauh dari guru tersebut.


          4. Mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif.
          Guru yang menguasai materi dan menyampaikannya dengan enak dan mudah dipahami murid. Dan guru yang memberikan penilaian yang obyektif.
      
          5. Guru yang humoris, mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa.
          Hampir kebanyakkan siswa menyukai guru yang humoris. Tentu dengan candaan dan humor membuat belajar lebih menyenangkan. Tetapi bukan berarti humor yang menyinggung kekurangan muridnya, melainkan humor pada tempat dan saat yang tepat. Mudah diajak berteman artinya guru adalah pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional. Berusaha menjadi teman siswa hanya akan menyulitkan situasi dikemudian hari.

          6. Guru yang menjaga wibawa.
          Selain menciptakan hubungan yang harmonis dengan muridnya, guru juga harus menjaga wibawanya. Itu tercermin dari tingkah laku atau sikap di dalam kelas atau di luar kelas..
     
          7. Guru yang selalu berpenampilan menarik dan murah senyum serta sabar.
          Menjaga penampilan yang menarik, rapi membuat murid merasa betah dengan guru. Begitupun dengan senyum, murid akan menyukai guru yang suak senyum dengan tulus dan sabar.

          8. Guru yang mendidik dengan hati dan menginspirasi.
          Mendidik atau mengajar bukan hanya dianggap sebagai pekerjaan atau profesi, lebih dari itu juga dimaknai sebagai pengabdian dan ibadah. Murid bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga insan seperti anak, yang tidak hanya dididik juga didoakan.

    Leave a Reply